Selasa, 22 Februari 2011

Daun Dewa Perlancar Sirkulasi Tubuh

Indonesia dikenal dengan khazanah kekayaan alam yang sangat kaya. Termasuk berbagai tanaman berkhasiat yang bermanfaat bagi kesehatan. Jika Anda pernah mendengar Daun Dewa atau dikenal juga dengan nama daerah Beluntas Cina, maka sebenarnya tumbuhan itu dapat digunakan untuk membantu menyembuhkan berbagai penyakit. Daun Dewa memiliki nama latin Gynura segetum (Lour) Merr atau Gynura pseudochina (L) DC., termasuk ke dalam famili tumbuhan Compositae atau Asteraceae. Kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain saponin, minyak atsiri, flavonoid, tanin, polifenol, asam klorogenat, asam kalfeat, asam vanilat, asam p-kumarat, dan asam p-hidroksi benzoat, alkaloid, triterpenoid dan sterol. Salah satu manfaat yang diambil dari Daun Dewa yaitu tumbuhan tersebut bersifat anti coagulant atau mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan pendarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun, anti karsinogen dan antimutagenitas, diuretik. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan yang memiliki rasa khas dan sifat netral. Hal tersebut dibenarkan oleh Herbalis Klinik Karyasari, Tati Winarto. Dia mengatakan, Daun Dewa punya sifat anti coagulant sehingga bagus untuk sirkulasi dalam tubuh. “Penyakit jantung koroner juga dapat disembuhkan dengan tumbuhan ini. Orang yang sakit jantung itu suka semutan, karena kolesterolnya tinggi. Ekstrak daun dewa dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh,” . Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman. Bagian daun berguna untuk luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan pendarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, dan digigit binatang berbisa. Sedangkan, bagian umbi di bagian akar bawah, berguna untuk menghilangkan bekuan darah (haematom), pembengkakan, tulang patah (fraktur) dan pendarahan. Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun temurun dari berbagai negara dan daerah,

Daun Dewa dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut:
  • Luka terpukul. Ambil daun dewa segar 15 – 30 gram direbus dengan air kira-kira untuk tiga kali minum atau ditumbuk, diambil air-nya, campur dengan arak yang dipanaskan, minum rutin tiga kali sehari. Jika sudah membaik hentikan
  • Pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan muntah darah. Tanaman lengkap 1 batang, direbus, minum.
  • Kejang pada anak. Satu batang daun dewa diambil airnya, campur arak, minum. 
  • Digigit ular atau digigit binatang lain. Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan ke tempat yang digigit. 
  • Kutil dan uci-uci. Daun dewa 5 lembar dihaluskan dan dilumurkan pada tempat berkutil, kemudian dibalut. Dilepas keesokan harinya.
  • Tumor. Ambil Daun dewa 3 – 4 lembar, kemudian dimakan mentah atau dilalap.
  • Menghilangkan bekuan darah di pembuluh darah sehingga mencegah dan mengobati stroke dan serangan jantung. Umbi daun dewa segar sekitar 10 gram ditumbuk halus, tambahkan air setengah gelas, saring, peras, minum, setiap sore. Atau, daun 2-4 lembar untuk lalap (tiga kalisehari).
  • Batu kandung kemih. Ambil 15 gram daun dewa ditumbuk halus, tambahkan air segelas, saring, peras, minum tiga kali sehari. Untuk hasil lebih baik ganti tanaman yang direbus setiap hari. Rebus tanaman seharinya untuk tiga kali minum kira-kira dengan lima gelas air. untuk tanaman segar rebusan jangan terlalu lama, sampai tanaman terlihat agak layu angkat dinginkan.


Sumber:http://thibbunnabawi.wordpress.com/2008/10/14/daun-dewa-perlancar-sirkulasi-tubuh/

SEMUA PENYAKIT PASTI ADA OBATNYA

Di manapun di muka bumi ini, setiap orang pasti menginginkan sehat, baik jasmani maupun rohaninya. Ini berarti sehat merupakan hal yang paling utama dibandingkan apapun. Apabaila orang sakit, apalagi sampai tidak bisa berbuat apa-apa, segala sesuatu menjadi tidak berarti. Harta melimpah, wajah cantin atau tampan, jabatan tinggi, atau kepandaian, tidak akan berarti apa apa jika tubuh kita sampai tergolek tidak berdaya.
Aktifitas dan menikmati hidup ini bisa dilakukan apabila tubuh sehat. demikian orang bias menikmatim akan atau bias merasakan cinta bergaul dnegan sesama atau keluarga apabila jasmani serta rohaninya sehat. Sakit terkadang menimbulkan penderitaan seperti suasana hati yang selalu murugn dan pesimistis. Ini tentunya membuat hidup menjadi terganggu. Kondisi demikian ini tidak hanya melemahkan kondisi jasmaninya di masa mendatang, tapi juga tidak menutup kemungkinan bisa menyebakan umur menjadi pendek.
Menurut telusur sejarah pengobatan, sejak jaman dulu, tumbuh tumbuhan telah dikenal sebagai sumber pengobatan yang ampuh. Mulai dari akar tumbuhan, berbagai umbi umbian, batang dan daun, kulit pohon, bunga hingga biji suatu tanaman bisa digunakan sebagai obat yang manjur. Di Indonesia, lebih dari 1000 jenis tanaman obat traditional tersebar di seluruh provinsi yang disinyalir mampu menyembuhkan penyakit, baik yang ringan maupun yang berat. Berbagai jenis ramuan dalam pengobatan alternatif ini ternyata cukup ampuh dalam mencegah serta melumpuhkan berbagai virus yang mematikan di dalam tubuh, seperti penyakit hepatitis, leukimia, tumor dan sebagainya. Salah satu hadists Nabi yang mengatakan bahwa “Likuli da’in dawaun” atau tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya, merpakan motto atau pegangan kita dengan harapan bahwa jangan terlalu pesimis atas penyakit yang kita derita. Selagi kita terus berikhtiar untuk sembuh, Tuhan akan tetap memberikan jalan bagi mereka yang berusaha.
Di sisi lain, kita mengenal obat obatan sintetis yang dulunya juga diambil dari tetumbuhan oleh beberapa orang ahli dari Barat. Namun, sedikit demi sedikit, obat obatan sintetis yang dicampur dengan bahan bahan kimiawi makin meluas penggunaannya. Orang berlomba memakai obat sinetis yang dianggap lebih berkhasiat, sehingga muncullah pabrik pabrik obat yang mengemas obatan sintetis dengan berbagai ukuran, rasa dan warna. Ironisnya, di tengah tengah kejayaan obat sintetis, muncullah berbagai reaksi akibat efek samping yang dialami oleh beberapa orang, diantaranya sakit kepala, kembung, mual, muntah, keringan dingin, serta berbagai gejala sakit lainnya
Untuk itu, sebagai herbalis, kita menyerukan untuk kembali ke alam atau back to nature. Karena, secara ilmiahpun, kita jelas mengetahui khasiat obat obatan alam yang telah diuji oleh nenek moyang kita. Karenanya, membudayakan kembali tanaman obat obatan yang ada di sekeliling perlu kita galakkan kembali. Dari nilai ekonomis, harganya jelas lebih terjangkau dibandingkan obat obatan sintetis sedangkan dampak resikonya juga lebih aman.

Sumber : http://duniaherbal.wordpress.com

Senin, 21 Februari 2011